Negara
di dunia tak henti-hentinya membangun sistem pendidikan. Mengapa demikian?
Karena di era yang berbasis pengetahuan ekonomi seperti saat ini, pendidikan
yang berkualitas akan mampu menempatkan negara danbangsa bersangkutan berjaya
dalam banyak hal.
Sebutlah
dalam bidang ekonomi, kesehatan, kemakmuran, daya saing, dan teknologi. Oleh
sebab itu, hampir semua negara di dunia saat ini selalu melakukan pembaruan,
atau paling tidak merancang perubahan dalam bidang pendidikan, betapa pun
kecilnya.
Apa
hasil pembangunan pendidikan bagi negara-negara di dunia saat ini? Pearson,
pada November 2012, meluncurkan data mengenai peringkat kualitas pendidikan di
50 negara. Data itu merupakan hasil penelitian pendidikan global terbaru yang
dilakukan secara independen oleh Economist Intelligence Unit, Pearson. Hasil
penelitian global itu kemudian disajikan dalam The Learning Curve Report oleh
Pearson.
Sarana Identifikasi
Laporan
penelitian yang sangat monumental itu sejak awal dirancang untuk membantu para
pembuat kebijakan pendidikan, tokoh pendidikan, dan akademisi jika mereka ingin
mengidentifikasi faktor penting apa saja yang bisa mendorong dan meningkatkan
kualitas hasil pendidikan. The Learning Curve Report juga menyajikan indeks
global baru tentang keterampilan kognitif dan pencapaian (prestasi) pendidikan
suatu negara dengan mendasarkan diri pada data nilai hasil tiga jenis penilaian
hasil belajar siswa secara internasional.
Pertama,
The Programme for International Student Assessment, sebuah studi berskala
internasional yang dilakukan Organization of Economic Co-operation and
Development di negara anggota ataupun non-anggota dalam bidang performa
skolastik. Penilaian difokuskan pada penguasaan bidang matematika, sains, dan
membaca bagi siswa usia 15 tahun.
Kedua,
The Trends in International Mathematics and Science Study, sebuah penilaian
internasional dalam mata pelajaran Matematika dan Sains bagi siswa kelas IV dan
VIII di seluruh dunia. Penilaian jenis ini dikembangkan International
Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA) yang bertujuan
untuk memungkinkan negara peserta membandingkan prestasi belajar siswa
antarnegara dalam mata pelajaran Matematika dan Sains.
Ketiga,
The Progress in International Reading Literacy Study, sebuah studi internasional
tentang prestasi belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran membaca. Studi ini
juga dilakukan IEA.
Bagaimana
peringkat indeks kualitas pendidikan yang dihasilkan The Learning Curve Report?
Sangat menakjubkan. Betapa tidak! Negara-negara yang pernah hebat seperti
Amerika Serikat, Kanada, Belanda, Selandia Baru, Inggris, dan Australia kini
sudah tidak lagi menduduki lima terbaik pendidikan dunia. Sebaliknya, Finlandia
dan Korea Selatan menduduki peringkat pertama dan kedua dalam indeks kualitas
pendidikan dunia. Termasuk negara peringkat lima terbaik berikutnya setelah
Finlandia dan Korea adalah Hongkong, Jepang, dan Singapura.
Kalau
mau melihat peringkat sepuluh terbaik dunia, tinggal menambah lima negara
berikutnya, yakni Inggris, Belanda, Selandia Baru, Swiss, dan Kanada. Amerika
Serikat berada pada peringkat ke-17 setelah Jerman dan Belgia. Peringkat lima
terendah diduduki Kolombia, Thailand, Meksiko, Brasil, dan Indonesia.
The
Learning Curve Report menyebut Finlandia dan Korea Selatan sebagai negara
”education superpowers” dengan Z- score masing-masing 1,26 dan 1,23 (nilai itu
lebih tinggi di atas rata-rata dan lebih dari satu standar deviasi diatas
mean). Alhasil, tiga negara yang sudah lama bertengger di papan atas, yaitu
Hongkong, Jepang, dan Singapura, dapat tergeser ke peringkat persis di bawah
mereka.
Lebih
menarik lagi, dua negara ”adikuasa” di bidang pendidikan itu menggunakan sistem
manajemen pendidikan yang sangat berbeda, baik dilihat dari sisi proses
belajar-mengajarnya maupun persekolahannya.
Di
Korea Selatan, sistem pendidikan lebih memiliki karakteristik serba
terstruktur. Siswa secara ketat harus terlibat dalam proses belajar yang padat,
dan proses belajar di sekolah lebih banyak berorientasi pada tes.
Sementara
di Finlandia, proses belajar lebih rileks, menyenangkan, fleksibel, lebih
banyak pilihan bagi siswa sesuai minat dan kecepatan belajarnya. Meski
demikian, menurut The Learning Curve Report, kedua negara itu memiliki performa
pendidikan yang secara statistik sama baik.
Lalu,
kita patut bertanya, sebenarnya faktor apa di luar perbedaan sistem yang mereka
anut yang menyebabkan baik Finlandia maupun Korea Selatan mampu menjadi negara
adikuasa di bidang pendidikan? Laporan Studi Global The Learning Curve
menemukan faktor universal yang sangat berpengaruh pada tingginya kualitas
pendidikan di dua negara tersebut. Pertama, dimilikinya sistem pendidikan dan
pengembangan profesi guru yang berkualitas tinggi. Kedua, dimilikinya
akuntabilitas yang tinggi pada sistem nilai (values system) dan ditegakkannya
misi moral yang kuat yang melandasi semua upaya pengembangan pendidikan.
Dengan
demikian, dapat dipastikan tidak ada politisasi dunia pendidikan di kedua
negara itu. Temuan itu juga dapat dijadikan pelajaran, jika kita akan membangun
pendidikan dengan hasil yang lebih baik, tidak usah tergopoh-gopoh meniru
sistem manajemen pendidikan negara lain tanpa mengkaji kecocokan dan
relevansinya dengan sistem nilai dan budaya yang kita miliki.
Budaya dan Kultur
Bagi
kepentingan para pengambil kebijakan, praktisi, dan juga akademisi, bank data
yang ada di The Learning Curve Report merupakan informasi yang sangat berharga
manakala ingin mencari tahu hubungan antara masukan (input) dan hasil
pendidikan dalam konteks sosial ekonomi yang lebih luas. Mengapa demikian?
Karena bank data itu memasukkan variabel penentu penting dalam pembangunan
kualitas pendidikan.
Pertama,
pengeluaran pemerintah dalam sektor pendidikan, usia anak masuk sekolah, serta
gaji dan tingkat pendidikan guru sebagai input proses pendidikan. Kedua,
tingkat literasi dan tingkat kelulusan dari sekolah dan perguruan tinggi
sebagai hasil pendidikan. Ketiga, tingkat pengangguran nasional, pendapatan
domestik bruto, dan usia harapan hidup sebagai hasil pendidikan dalam konteks
sosial ekonomi.
Akhirnya,
temuan penting lain yang perlu direnungkan dari The Learning Curve Report
adalah betapa menentukannya budaya dan kultur yang mengelilingi dan melingkupi
dunia pendidikan, di samping investasi uang yang memadai, bagi setiap upaya
untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan agar menjadi jauh lebih baik.
Suyanto ;
Guru Besar Universitas
Negeri Yogyakarta;
Plt Dirjen Pendidikan
Dasar Kemdikbud
KOMPAS, 10 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar demi Refleksi