Lingkungan keluarga sangat
menentukan proses pendidikan anak karena keluarga merupakan sumber kekuatan
yang ampuh dan mampu membangunkan inspirasi bagi anak-anak di kemudian hari. Di
sini orangtua memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan mereka. Sudah
mulai terlihat, bahwa anak akan mencontoh apa yang dilakukan oleh orangtuanya,
dan secara naluri mereka juga ingin menjadi seperti orangtuanya apabila dewasa
nanti, bahkan tidak jarang bercita-cita ingin seperti orangtuanya bahkan
melebihi dalam berbagai hal. Namun, minimal fondasi yang kuat yang pernah
ditanamkan oleh orang tuanya akan terus tertancap dalam hati dan pikirannya.
Lingkungan sekolah memiliki arti
yang sangat penting bagi pendidikan anak-anak, betapa tidak, di sekolah
anak-anak akan mendapatkan berbagai ilmu yang diberikan oleh guru. Peran guru
dalam pembangunan pendidikan, karena guru selalu memberikan ilmunya kepada anak
didik sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya. Sungguh mulia
pengabdian guru ini, karena guru mempunyai peran memberikan inspirasi, bantuan,
dorongan dan tugas-tugas lain yang terkait dengan kedisiplinan anak didik, agar
mereka kelak menjadi orang-orang yang bertanggung jawab dan bisa saling
menghargai sesamanya. Untuk meningkatkan kemampuan siswanya maka guru dituntut
tidak monoton dan selalu ada inovasi baru sesuai perkembangan yang terjadi.
Selain peran keluarga dan sekolah,
peran lingkungan masyarakat juga tidak kalah pentingnya bagi anak didik, karena
lingkungan masyarakat akan memberikan gambaran tentang bagaimana memahami orang
lain dan bagaimana hidup di tengah-tengah masyarakat. Dengan berbaur bersama
masyarakat, maka anak-anak dan kita semua akan berinteraksi dengan masyarakat,
kita akan mengetahui adanya perbedaan, mana orang yang terdidik dan mana yang
tidak terdidik.
Tantangan baru dalam dunia
pendidikan saat ini antara lain, guru atau pendidik harus turut serta dalam
proses perubahan dan perkembangan zaman. Karena ilmu itu terus berkembang, maka
diharapkan semua pendidik mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi dan
menjadi garda terdepan dalam perubahan. Seperti akhir-akhir ini, perubahan yang
terus terjadi dengan begitu cepat di berba gai bidang, seperti teknologi,
ekonomi, sosial, budaya dan berbagai bidang lainnya. Tujuan pendidikan sendiri
secara garis besar untuk membentuk individu yang maju secara fisik, moral dan
intelektual serta membentuk manusia yang kreatif secara sosial.
Dalam proses pembangunan bangsa,
peranan pendidikan sangatlah strategis, karena pembangunan merupakan proses
yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, dengan
tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara keseluruhan.
Menurut John C Bock dalam tulisannya berjudul Education and
Development: A Conflict Meaning (1992), mengidentifikasikan bahwa
peran pendidikan antara lain adalah untuk memasyarakatkan ideologi dan
nilai-nilai sosio-kultural bangsa, mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi
kemiskinan, kebodohan, dan mendorong perubahan sosial, serta untuk meratakan
kesempatan dan pendapatan. Selain itu, Chris Kirk, Chief Executive
Officer GEMS Education Solutions mengatakan, "Sekaranglah saat
yang tepat untuk merevolusi pendekatan terhadap pendidikan."
Saat ini, jutaan anak di seluruh
dunia telah kehilangan pendidikan yang berkualitas. Penyediaan pendidikan
berkualitas tinggi dan efisien secara global pun sangat dibutuhkan untuk
memenuhi harapan keluarga-keluarga di seluruh dunia. Di sinilah pentingnya
kerja sama antara sektor pemerintah dan swasta serta organisasi non-pemerintah.
Sejak disepakatinya program Millennium
Development Goals (MDGs) oleh negara-negara di dunia termasuk
Indonesia berapa tahun lalu, kesepakatan tersebut antara lain pada upaya
mencapai 8 sasaran MDGs dengan sasaran utamanya pengentasan kemiskinan.
Kemiskinan bisa timbul karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, sehingga
peningkatan kualitas pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam upaya
pengentasan kemiskinan. Seluruh warga bangsa sepakat bahwa faktor pendidikan
merupakan priortias utama dalam mencapai sasaran target MDG's.
Cara yang ditempuh antara lain
memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak keluarga kurang mampu.
Harapannya, jangan sampai ada anak usia sekolah tidak sekolah, jangan hanya
karena terbentur biaya mereka tidak bisa mengeyam pendidikan. Namun lagi-lagi,
sesuatu yang gratis, oleh sebagian orang dianggap merendahkan kemampuan
masyarakat dan hal itu dianggap tidak mendidik. Sebenarnya yang diharapkan
adalah, adanya upaya atau dorongan agar masyarakat bisa mandiri. Dengan
demikian, mereka dengan kepercayaan diri dan kebanggaan besar mampu mengantar
anak-anaknya ke sekolah, tidak menginginkan lagi yang gratis-gratis.
Masih banyak anak miskin yang
tinggal di sekitar sekolah tidak sekolah, karena dianggap sekolah favorit, dan
mengutamakan yang pintar. Dhus, anak-anak keluarga kurang mampu yang biasanya
kurang pandai tidak bisa memenuhi persyaratan yang diwajibkan. Yang perlu
diperhatikan, apakah anak-anak dari keluarga kurang mampu tersebut mendapatkan
akses ke sekolah atau tidak. Walapun gratis, tetapi jarak antara rumah dengan
sekolah yang gratis sangat jauh, ya tidak ada dampaknya. Anak-anak keluarga
miskin tetap saja tidak bisa sekolah. Ini membuat Indeks Pembangunan Manusia
dalam bidang pendidikan rendah dan target MDGs tidak akan tercapai. Untuk itu,
tujuan pembentukan dan pengembangan pos pemberdayaan keluarga (posdaya) antara
lain ikut serta mencari anak-anak keluarga kurang mampu untuk didorong dan
mengirimnya ke sekolah.
Mulyono D Prawiro ;
Dosen
Pascasarjana dan Anggota Senat
Universitas
Satyagama, Jakarta
SUARA KARYA, 16 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar demi Refleksi